Link url

banner image

Ekonomi Islam vs Ekonomi Konvensional

05 October 2017

Jika ditarik mundur, sistem ekonomi Islam menjembatani kepentingan individu-individu yang merasa dirugikan oleh sistem ekonomi konvensional. Bunga yang diberlakukan pada pinjaman konvensional juga dinilai merugikan oleh sebagian masyarakat. Selain itu, sistem ekonomi Islam terbukti mampu bertahan di tengah krisis moneter yang terjadi beberapa tahun silam, khususnya di Indonesia tahun 1997.

Meletakkan Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber referensi utama, ekonomi Islam merupakan sebuah sistem yang bisa dibilang memiliki rujukan dan acuan yang paling benar. Sementara dari sisi tujuan, terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara ekonomi konvensional dan ekonomi Islam.

Dari sisi tujuan, ekonomi konvensional berfokus mempelajari perilaku manusia dalam menghadapi kelangkaan serta “memberikan kebebasan kepada manusia untuk apa sumber daya yang terbatas tersebut digunakan”. Untuk itu ekonomi hanya mempelajari bagaimana cara mengalokasikan sumber daya yang terbatas tersebut secara optimum.

Jika dilihat dari lingkup pembahasannya Ekonomi konvensional membatasi cakupan disiplin ekonomi menjadi sebuah disiplin yang mempelajari bagaimana aktifitas ekonomi manusia dalam menghadapi keterbatasan serta memberikan kebebasan bagi individu untuk menentukan tujuan (ends) dari digunakannya sumber daya yang terbatas. Oleh karena itu ekonomi berfungsi untuk “mengeksplorasi dan menjelaskan” dan bukan untuk memberikan “advocate” atau melarang “condemn”.

Sedangkan tujuan dari ekonomi Islam itu sendiri merupakan “goal oriented disciplin” yang berarti ekonomi Islam tidak hanya mempelajari bagiama cara (means) pengalokasian sumber daya terbatas secara efisien tetapi juga mempelajari tujuan (ends) dari penggunaan sumber daya tersebut.

Serta lingkup pembahasannya yang berbeda dari ekonomi konvensional yakni mempelajari perilaku manusia di tengah keterbatasan dalam perspektif Islam dan juga mempelajari perilaku manusia dalam berkegiatan ekonomi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Seperti yang telah diketahui, ekonomi konvensional berlandaskan pada teori yang dikemukakan Adam Smith bahwa manusia bersifat rasional yang artinya mementingkan kepentingan pribadinya masing-masing atau self interest. Konsep bahwa manusia bersifat rasional bukanlah konsep yang sepenuhnya benar. Adam Smith mengeliminasi beberapa faktor seperti agama, keyakinan, dan lingkungan dalam mengemukakan konsep ini. Tidak selamanya dan tidak semua manusia bersifat rasional atau self interest ini. Karena hanya segelintir orang saja yang berkeinginan untuk bersifat tidak cepat puas dan hanya segelintir orang saja yang beranggapan bahwa more is always better than less. Banyak profil pebisnis dan pengusaha sukses saat ini yang justru menerapkan prinsip memberi sebanyak-banyaknya pada orang lain, alih-alih menyimpan harta kekayaan mereka sendiri.

Dalam Islam, konsep self interest dan more is better than less ini dibantah melalui Q.S Al-Baqarah ayat 261. Allah Ta’ala berfirman: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Ekonomi Islam vs Ekonomi Konvensional Ekonomi Islam vs Ekonomi Konvensional Reviewed by Plasa Busana on Oktober 10, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Comments System

Diberdayakan oleh Blogger.