Semakin hari, penduduk Indonesia semakin bertambah. Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan pada tahun 2020, Indonesia akan memiliki penduduk sebanyak kurang-lebih 273 juta jiwa. Semakin banyaknya penduduk yang ada, maka semakin tinggi permintaan terhadap kebutuhan energi nasional. Sementara, ketersediaan sumber energi pun semakin hari semakin menipis, terutama sumber energi fosil yang masih menjadi andalan untuk pengaliran listrik di seluruh negeri.
Untuk menghadapi kondisi ini dan mencegah terjadinya krisis energi masa depan, pemanfaatan renewable energy seperti air, matahari, uap bahkan angin harus dimaksimalkan. Beruntungnya, dalam beberapa waktu terakhir pemerintah yang bekerja sama dengan berbagai perusahaan pun terus mengadakan proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik dengan sumber renewable energy di beberapa titik.
Seperti yang terjadi di Bali, PLN telah mengidentifikasi adanya potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang disesuaikan dengan kebutuhan listrik di Provinsi. Ada beberapa PLTS yang menjadi target pengembangan, di antaranya adalah PLTS Negara, PLTS Amlapura dan PLTS Kubu yang memiliki kapasitas masing-masing 100 MW.
Sebagai negara yang beriklim tropis yang berada tepat di garis khatulistiwa, jelas Indonesia adalah negara yang mendapatkan sinar matahari yang cukup sepanjang tahunnya. Hal ini merupakan berkah tersendiri dan tidak boleh disia-siakan begitu saja. Berdasarkan hasil penelitian Asian Development Bank, menunjukkan bahwa Bali memiliki radiasi solar sekitar 1.490-1.776 kWh/m2/tahun. Jika dibandingkan dengan Eropa yang hanya 900 kWh/m2/tahun, satu Pulau Bali saja telah melebihi kelayakan proyek energi surya.
Dengan menggunakan sistem pemodelan pemetaan, dapat diketahui juga bahwa potensi energi tenaga surya di Provinsi Bali bisa mencapai 113.436,5 GWh per tahun. Angka ini akan melebihi permintaan energi penduduknya pada tahun 2027 yaitu hanya 10 persennya atau sekitar 10.014 GWh per tahun.
Di samping itu, energi tenaga surya yang ramah lingkungan dan bersih ini pun memiliki potensi tertinggi di Bali. Bahkan persentasenya mencapai 98 persen dari total potensi energi bersih lainnya yang ada. Dimana ada dua kabupaten yang paling potensial yaitu Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Klungkung yang memiliki persentase 52 persen dari total energi surya di Bali dengan kapasitasnya yang mencapai 59.000 GWh per tahun.
Untuk menghadapi kondisi ini dan mencegah terjadinya krisis energi masa depan, pemanfaatan renewable energy seperti air, matahari, uap bahkan angin harus dimaksimalkan. Beruntungnya, dalam beberapa waktu terakhir pemerintah yang bekerja sama dengan berbagai perusahaan pun terus mengadakan proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik dengan sumber renewable energy di beberapa titik.
Seperti yang terjadi di Bali, PLN telah mengidentifikasi adanya potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang disesuaikan dengan kebutuhan listrik di Provinsi. Ada beberapa PLTS yang menjadi target pengembangan, di antaranya adalah PLTS Negara, PLTS Amlapura dan PLTS Kubu yang memiliki kapasitas masing-masing 100 MW.
Sebagai negara yang beriklim tropis yang berada tepat di garis khatulistiwa, jelas Indonesia adalah negara yang mendapatkan sinar matahari yang cukup sepanjang tahunnya. Hal ini merupakan berkah tersendiri dan tidak boleh disia-siakan begitu saja. Berdasarkan hasil penelitian Asian Development Bank, menunjukkan bahwa Bali memiliki radiasi solar sekitar 1.490-1.776 kWh/m2/tahun. Jika dibandingkan dengan Eropa yang hanya 900 kWh/m2/tahun, satu Pulau Bali saja telah melebihi kelayakan proyek energi surya.
Dengan menggunakan sistem pemodelan pemetaan, dapat diketahui juga bahwa potensi energi tenaga surya di Provinsi Bali bisa mencapai 113.436,5 GWh per tahun. Angka ini akan melebihi permintaan energi penduduknya pada tahun 2027 yaitu hanya 10 persennya atau sekitar 10.014 GWh per tahun.
Di samping itu, energi tenaga surya yang ramah lingkungan dan bersih ini pun memiliki potensi tertinggi di Bali. Bahkan persentasenya mencapai 98 persen dari total potensi energi bersih lainnya yang ada. Dimana ada dua kabupaten yang paling potensial yaitu Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Klungkung yang memiliki persentase 52 persen dari total energi surya di Bali dengan kapasitasnya yang mencapai 59.000 GWh per tahun.
Pemanfaatan Energi Terbarukan di Indonesia
Reviewed by Plasa Busana
on
Oktober 16, 2012
Rating:
Tidak ada komentar: